
Puntondo, Humas PPLH —
Tahukah kamu? Indonesia memiliki lebih dari 17.000 pulau yang terbentang dari Sabang hingga Merauke. Setiap pulau tersebut memiliki keunikan ekosistem dan kekayaan hayati yang luar biasa—mulai dari hutan mangrove yang melindungi garis pantai, hutan hujan tropis yang lebat, hingga terumbu karang yang menjadi rumah bagi ribuan spesies laut.
Keanekaragaman hayati atau biodiversity menjadi kekuatan utama Indonesia sebagai salah satu negara megabiodiversitas di dunia. Menurut World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia, Indonesia menempati posisi ke-2 setelah Brasil dalam hal keanekaragaman spesies, mencakup sekitar 17% spesies dunia yang hidup di darat, laut, dan air tawar (WWF Indonesia, 2024). Fakta ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem agar kekayaan alam ini tidak punah begitu saja.

1. Indonesia: Rumah Bagi Ribuan Spesies Unik
Dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK, 2024), Indonesia memiliki lebih dari 300.000 spesies satwa liar, termasuk lebih dari 1.700 jenis burung, 600 jenis reptil, dan 400 jenis mamalia. Sementara di lautan, terumbu karang Indonesia mencakup sekitar 51.000 kilometer persegi, menjadikannya salah satu sistem terumbu karang terbesar di dunia. Kawasan seperti Raja Ampat, Wakatobi, dan Laut Banda dikenal sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia karena menjadi rumah bagi lebih dari 76% spesies karang keras di dunia (KLHK.go.id, 2024).
Hutan hujan tropis Indonesia juga memiliki peran penting dalam menjaga kestabilan iklim global. Hutan ini menyimpan karbon dalam jumlah besar dan menjadi tempat hidup bagi spesies langka seperti orangutan Kalimantan, harimau Sumatra, dan burung cenderawasih. Bahkan, menurut laporan National Geographic (2025), sekitar 80% dari seluruh spesies hewan dan tumbuhan di dunia hidup di hutan hujan tropis, termasuk di Indonesia (National Geographic, 2025).

2. Mengapa Keanekaragaman Hayati Begitu Penting?
Keanekaragaman hayati bukan hanya soal jumlah spesies, tetapi juga tentang keseimbangan ekosistem. Setiap makhluk hidup—sekecil plankton di laut atau sebesar gajah di hutan—memiliki peran penting. Bila satu spesies punah, rantai makanan bisa terganggu, menyebabkan ketidakseimbangan ekologi yang berdampak pada kehidupan manusia.
Sebagai contoh, rusaknya hutan mangrove menyebabkan hilangnya habitat bagi ikan dan kepiting, yang akhirnya menurunkan hasil tangkapan nelayan. Begitu pula, punahnya penyerbuk alami seperti lebah dapat mengancam ketahanan pangan karena banyak tanaman tidak bisa berbuah tanpa proses penyerbukan alami.
Laporan Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services (IPBES, 2024) memperkirakan bahwa lebih dari 1 juta spesies di seluruh dunia terancam punah akibat aktivitas manusia, terutama karena deforestasi, polusi, dan perubahan iklim (IPBES Global Assessment, 2024).

3. Ancaman Terhadap Keanekaragaman Hayati
Indonesia menghadapi berbagai tantangan serius dalam menjaga keanekaragaman hayatinya. Pembukaan lahan untuk perkebunan, penambangan nikel dan batu bara, hingga pembangunan industri kerap mengorbankan kawasan hutan alami dan wilayah pesisir.
Contohnya, deforestasi di Kalimantan dan Sumatra menyebabkan penurunan drastis habitat satwa liar. Menurut Greenpeace Indonesia (2025), lebih dari 24 juta hektare hutan hilang dalam dua dekade terakhir, dan sebagian besar wilayah tersebut berubah menjadi lahan industri ekstraktif seperti sawit dan tambang (Greenpeace Indonesia, 2025).
Selain itu, pemanasan global dan pencemaran laut mengancam keberadaan terumbu karang. Studi dari Coral Triangle Initiative (CTI, 2024) menunjukkan bahwa sekitar 30% terumbu karang Indonesia dalam kondisi rusak parah, dan bila tidak segera dikendalikan, angka ini bisa meningkat dua kali lipat dalam 20 tahun ke depan.

4. Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Menjaga keanekaragaman hayati tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau lembaga konservasi, tetapi juga seluruh masyarakat. Setiap individu memiliki peran dalam menjaga bumi.
Kita bisa memulainya dari langkah-langkah sederhana:
- Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, karena limbah plastik adalah ancaman serius bagi biota laut.
- Menanam pohon dan tanaman lokal di pekarangan rumah untuk memperkuat keanekaragaman hayati perkotaan.
- Mendukung produk ramah lingkungan dan hasil pertanian berkelanjutan.
- Ikut serta dalam kegiatan konservasi, seperti penanaman mangrove atau bersih pantai.
Di PPLH Puntondo, edukasi tentang keanekaragaman hayati menjadi bagian dari program pembelajaran lingkungan. Melalui kegiatan lapangan seperti Ekosistem Laut dan Konservasi Mangrove, peserta diajak melihat langsung hubungan antarspesies dan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem.

5. Menumbuhkan Kesadaran, Menjaga Harapan
Pelestarian keanekaragaman hayati adalah upaya panjang yang membutuhkan komitmen bersama. Semakin banyak orang memahami pentingnya peran setiap makhluk hidup, semakin besar peluang bumi ini tetap lestari.
Kita tidak hanya menjaga keberadaan satwa dan tumbuhan, tetapi juga melestarikan kehidupan bagi generasi mendatang. Seperti pepatah bijak mengatakan, “Kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang kita, tetapi meminjamnya dari anak cucu kita.”
Mari mulai dari langkah kecil—menjaga kebersihan lingkungan, menanam pohon, dan menghargai setiap bentuk kehidupan di sekitar kita. Karena ketika kita menjaga alam, sejatinya kita sedang menjaga diri kita sendiri.
(Redaksi PPLH Puntondo, 2025)
