
Puntondo, 1 Oktober 2025 – Pendidikan lingkungan yang efektif tidak hanya menekankan pemahaman teoritis, tetapi juga aksi nyata. Sesi Menanam Mangrove yang diikuti siswa Highfield School Duren Sawit Jakarta di PPLH Puntondo menjadi salah satu momen puncak dari rangkaian kegiatan belajar lapangan. Kegiatan ini dirancang untuk menanamkan nilai kepedulian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan pemahaman tentang pentingnya ekosistem pesisir bagi kehidupan masyarakat.
Rombongan terdiri dari 18 siswa, enam guru pendamping, dan dua staf Head Office. Kegiatan dimulai dengan pengantar di PPLH Puntondo tentang peran mangrove dalam ekosistem pesisir, termasuk sebagai penahan abrasi, penyaring air, habitat biota laut, dan penopang mata pencaharian masyarakat pesisir. Pendamping menekankan bahwa menanam mangrove bukan hanya aksi simbolis, tetapi kontribusi nyata terhadap pelestarian lingkungan.

Siswa kemudian bergerak ke area pesisir yang telah disiapkan untuk penanaman mangrove. Setiap peserta diberikan bibit mangrove, sekop kecil, dan alat bantu lainnya. Pendamping memberikan instruksi langkah demi langkah, mulai dari membuat lubang tanam, menempatkan bibit, hingga merapikan tanah di sekitarnya. Proses ini memerlukan ketelitian, kesabaran, dan kerja sama antar peserta.
“Menanam mangrove membuat kami merasa ikut berkontribusi menjaga alam. Kami belajar bahwa setiap bibit yang ditanam memiliki peran penting bagi ekosistem pesisir,” ujar salah satu siswa. Pernyataan ini menunjukkan pengalaman langsung yang membekali peserta dengan kesadaran ekologis dan rasa tanggung jawab.

Selain aspek teknis, kegiatan ini juga menekankan nilai edukatif dan sosial. Siswa belajar memahami hubungan manusia dengan alam, pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem, serta dampak positif dari upaya kolektif dalam pelestarian lingkungan. Interaksi dengan pendamping dan sesama peserta membangun kerja sama, rasa saling menghargai, dan kepedulian sosial yang kuat.
Kegiatan menanam mangrove juga menjadi media pembelajaran interdisipliner. Pendamping menjelaskan hubungan antara ekologi, sosial, dan ekonomi: bagaimana mangrove mendukung keberlanjutan hasil tangkapan ikan, melindungi pantai dari abrasi, dan meningkatkan kualitas lingkungan. Diskusi ini membantu siswa melihat bahwa konservasi lingkungan dan kesejahteraan manusia saling terkait.
Selain menanam, siswa juga diajak melakukan perawatan sederhana, seperti menyiram bibit dan memantau pertumbuhan. Aktivitas ini menanamkan nilai kesabaran, konsistensi, dan tanggung jawab jangka panjang. Mereka memahami bahwa pelestarian lingkungan adalah proses berkelanjutan yang memerlukan komitmen, bukan sekadar kegiatan sekali waktu.
“Kegiatan ini mengajarkan kami bahwa menjaga alam membutuhkan tindakan nyata. Setiap bibit yang ditanam adalah harapan bagi pesisir dan generasi mendatang,” ungkap salah satu guru pendamping.
Siswa kemudian melakukan refleksi kelompok di lokasi penanaman, membahas pengalaman, kesan, dan pelajaran yang mereka dapatkan. Diskusi ini menekankan pentingnya peran generasi muda dalam menjaga lingkungan, serta cara menerapkan ilmu yang diperoleh di sekolah dan rumah. Refleksi ini memperkuat pemahaman bahwa pelestarian alam adalah tanggung jawab bersama.
Program Menanam Mangrove di PPLH Puntondo membuktikan bahwa pendidikan lingkungan paling efektif bila disertai dengan aksi nyata. Siswa tidak hanya memperoleh pengetahuan tentang ekologi pesisir, tetapi juga pengalaman langsung yang menumbuhkan empati, rasa peduli, dan tanggung jawab sosial. Mereka belajar bahwa upaya kecil yang dilakukan secara kolektif dapat memberikan dampak besar bagi lingkungan dan masyarakat.
Selain aspek edukatif, kegiatan ini juga menghadirkan suasana kebersamaan dan kegembiraan. Para peserta bekerja bersama, saling membantu, dan menikmati pengalaman menanam sambil bercengkerama di tepi pantai. Aktivitas ini menguatkan nilai kebersamaan dan persaudaraan, menjadikan pengalaman belajar lebih berkesan dan menyenangkan.
Dengan selesainya sesi menanam mangrove, para siswa meninggalkan PPLH Puntondo dengan pengalaman berharga, pemahaman mendalam tentang pelestarian pesisir, dan motivasi untuk terus menjadi generasi muda yang peduli lingkungan. Aktivitas ini diharapkan menjadi bekal bagi mereka untuk menyebarkan kesadaran ekologis, serta menginspirasi teman-teman dan komunitas mereka untuk turut menjaga alam dan ekosistem pesisir.
“Alam memberi kita kesempatan untuk belajar dan bertindak. Menanam mangrove bukan hanya aktivitas fisik, tetapi juga simbol harapan dan tanggung jawab bagi bumi dan generasi mendatang,” tutup salah satu pendamping.
