Belajar dari Nelayan: Anak Highfield Menyelami Kearifan Pesisir

Puntondo, 1 Oktober 2025 – Pendidikan tidak hanya diperoleh di dalam kelas, tetapi juga melalui pengalaman langsung di tengah masyarakat. Sesi Sosiologi Desa Nelayan yang diikuti siswa Highfield School Duren Sawit Jakarta di PPLH Puntondo menekankan pembelajaran berbasis pengalaman dengan fokus pada kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat pesisir. Kegiatan ini bertujuan menanamkan empati, kepedulian sosial, dan pemahaman tentang pentingnya keseimbangan antara manusia dan alam.

Rombongan terdiri dari 18 siswa, enam guru pendamping, dan dua staf Head Office yang antusias mengikuti rangkaian kegiatan lapangan. Program dimulai dengan pengantar di PPLH Puntondo mengenai konsep sosiologi masyarakat pesisir dan peran masyarakat nelayan dalam menjaga kelestarian lingkungan laut. Para siswa mendapat pemahaman bahwa nelayan tidak hanya bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, tetapi juga hidup selaras dengan ekosistem pesisir yang menjadi sumber penghidupan mereka.

Setelah pengantar, siswa bergerak ke permukiman nelayan sekitar Puntondo. Mereka diterima secara hangat oleh masyarakat setempat, yang dengan terbuka membagikan pengalaman hidup sehari-hari, mulai dari proses menangkap ikan, pengolahan hasil laut, hingga kegiatan gotong royong yang menjadi bagian penting dari budaya lokal. Para peserta diajak untuk mengamati langsung dinamika sosial, pola kerja sama, dan nilai-nilai yang membentuk kehidupan komunitas pesisir.

Salah satu fokus kegiatan adalah pengamatan interaksi sosial antarwarga, termasuk sistem kekeluargaan, saling bantu, dan tradisi lokal yang mendukung keberlanjutan sumber daya alam. Siswa belajar bahwa kehidupan masyarakat nelayan tidak bisa dilepaskan dari lingkungan sekitar, sehingga menjaga alam berarti juga menjaga mata pencaharian dan kesejahteraan sosial.

“Melihat langsung bagaimana nelayan bekerja dan saling membantu membuat kami memahami pentingnya gotong royong dan menjaga alam. Ini bukan sekadar teori, tetapi pengalaman nyata yang sangat berkesan,” ujar salah satu siswa. Pernyataan ini menekankan nilai empati dan keterlibatan langsung dalam kegiatan belajar.

Selain observasi, siswa juga diajak berdiskusi dengan warga tentang tantangan yang mereka hadapi, seperti perubahan iklim, abrasi pantai, dan fluktuasi hasil tangkapan ikan. Diskusi ini memperkenalkan konsep sosiologi yang mengaitkan kondisi sosial, ekonomi, dan lingkungan. Para pendamping dari PPLH Puntondo menjelaskan bagaimana adaptasi masyarakat pesisir terhadap perubahan lingkungan merupakan bentuk kebijaksanaan lokal yang patut diapresiasi.

Selanjutnya, siswa mengikuti praktik sederhana, seperti ikut mempersiapkan peralatan menangkap ikan, membersihkan hasil tangkapan, atau membantu proses pengolahan rumput laut. Kegiatan ini memberikan pengalaman langsung yang memperkuat pemahaman mereka tentang kerja keras masyarakat pesisir. Para guru pendamping menekankan bahwa pengalaman ini juga menumbuhkan karakter disiplin, tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap profesi dan budaya orang lain.

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi refleksi di PPLH Puntondo, di mana siswa mendiskusikan kesan dan pembelajaran mereka. Mereka menuliskan pengalaman, tantangan yang mereka lihat, dan ide-ide untuk menerapkan nilai-nilai sosial, lingkungan, dan kebersamaan di kehidupan mereka sendiri. Refleksi ini memperkuat pembelajaran dan menanamkan komitmen untuk lebih peduli terhadap masyarakat dan lingkungan.

“Kegiatan ini mengajarkan kami bahwa menjaga alam dan memahami masyarakat adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Saling menghargai dan bekerja sama adalah kunci keberlanjutan,” ungkap salah satu guru pendamping.

Program Sosiologi Desa Nelayan menunjukkan bahwa pembelajaran lapangan memberikan pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan teori di kelas. Siswa tidak hanya belajar tentang ekosistem laut, tetapi juga memahami hubungan manusia dengan alam, nilai sosial, dan budaya lokal. Pengalaman ini diharapkan menjadi bekal bagi generasi muda untuk menjadi individu yang peduli, empatik, dan berkomitmen terhadap kelestarian lingkungan serta kesejahteraan masyarakat sekitar.

Dengan selesainya sesi ini, para peserta meninggalkan permukiman nelayan dengan pemahaman baru tentang kehidupan sosial, nilai kebersamaan, dan pentingnya menjaga harmoni dengan alam. Pengalaman ini membekali mereka untuk menjadi generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga bijaksana, peduli sosial, dan bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top