Profil PPLH Puntondo

Tentang Kami

Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Puntondo adalah sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang independen dan profesional dalam bidang pendidikan dan konservasi lingkungan. Terletak di Dusun Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Laikang, Kabupaten Takalar—lembaga ini telah menjadi rumah pembelajaran alam terbuka yang menumbuhkan kepedulian ekologis lintas generasi.

Bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Lingkungan Hidup Puntondo (YPLHP), peletakan batu pertama PPLH Puntondo berlangsung pada 18 Agustus 1998, dan mulai beroperasi secara resmi pada 15 Oktober 2001. Sejak saat itu, PPLH Puntondo terus bergerak sebagai pusat pembelajaran lingkungan berbasis masyarakat yang dikenal hingga tingkat nasional bahkan internasional.

Visi

Terwujudnya masyarakat yang peduli dan sadar terhadap lingkungan hidup untuk mencapai keharmonisan.

 Misi

  • Menjadi lembaga swadaya masyarakat yang mandiri dan independen.

  • Mendorong masyarakat untuk melestarikan serta meningkatkan kualitas hidup melalui pendidikan lingkungan hidup.

  • Menyediakan program PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) untuk semua kalangan—baik pelajar, mahasiswa, komunitas, maupun masyarakat umum.

Sejarah

Keberhasilan Pusat Pendidikan Lingkungan Hidup (PPLH) Seloliman di lereng Gunung Penanggungan, Jawa Timur, menjadi inspirasi lahirnya pusat-pusat pendidikan lingkungan di berbagai wilayah Indonesia. Salah satu wilayah yang dipilih untuk pengembangan berikutnya adalah kawasan pesisir Sulawesi Selatan—tepatnya di Dusun Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Laikang, Kabupaten Takalar.

Pilihan terhadap Puntondo bukan tanpa alasan. Kawasan ini memiliki kekayaan ekosistem pesisir yang luar biasa —terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove—, namun juga menghadapi tekanan lingkungan yang semakin besar. Maka, pada akhir 1990-an, dirancanglah upaya membangun PPLH Puntondo sebagai pusat pendidikan lingkungan berbasis masyarakat pesisir.

Pendirian PPLH Puntondo mendapatkan dukungan penuh dari Yayasan SARI (Stichting Arisan Indonesia), sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Belanda dan aktif dalam mendukung proyek-proyek kecil di Indonesia sejak 1996. Dalam proses pengembangan, PPLH Seloliman dijadikan model kelembagaan, terutama dalam hal pendekatan pendidikan partisipatif dan integrasi dengan masyarakat lokal.

Setelah melalui proses perencanaan dan pembangunan, peletakan batu pertama PPLH Puntondo dilakukan pada 18 Agustus 1998, dan secara resmi lembaga ini mulai beroperasi pada 15 Oktober 2001.

Momen penting lainnya adalah ketika Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia saat itu, Bapak Sarwono Kusumaatmadja, hadir langsung di lokasi untuk meresmikan PPLH Puntondo—sebuah penanda dukungan kuat dari negara terhadap pendidikan lingkungan berbasis masyarakat.

“Berada di PPLH Puntondo bukan sekadar kunjungan, tapi kontribusi untuk perubahan lingkungan.”

Lokasi Strategis

Terletak di atas lahan seluas 6 hektar di Dusun Puntondo, Desa Laikang, Kecamatan Mangarabombang, Kabupaten Takalar, PPLH Puntondo menyuguhkan perpaduan antara pendidikan lingkungan hidup dan keindahan alam pesisir yang autentik.

Di sinilah tempat terbaik untuk belajar langsung dari ekosistem laut dan pesisir—mulai dari mangrove, lamun, hingga terumbu karang—yang semuanya dapat dijangkau hanya sekitar 500 meter dari bibir Pantai Laikang. Kawasan ini juga merupakan wilayah konservasi laut yang masih alami, menjadikannya laboratorium alam terbuka bagi siapa pun yang peduli pada keberlanjutan lingkungan.

Namun PPLH Puntondo bukan sekadar tempat belajar, ini adalah pengalaman hidup.
Dikelilingi oleh pasir putih, lautan biru, dan hembusan angin pesisir yang segar sepanjang hari, Anda akan merasakan suasana yang tenang namun penuh energi.

Tak hanya alamnya yang memesona, budaya lokal masyarakat Laikang juga menjadi bagian penting dari pembelajaran di PPLH. Mayoritas warga berprofesi sebagai nelayan dan petani rumput laut, yang masih mempertahankan gaya hidup tradisional—dengan rumah-rumah panggung khas pesisir dan nilai-nilai gotong royong yang kuat.

Bagi pengunjung, rumput laut yang dijemur berderet di halaman rumah, perahu nelayan yang berlabuh tenang, dan keramahan warga menjadi pengalaman yang tak bisa dilupakan. Anda tidak hanya datang untuk belajar, tetapi juga untuk menyatu dengan kehidupan pesisir yang sesungguhnya.

Perjalanan 2001–2025

Lebih dari dua dekade terakhir, PPLH Puntondo telah menjadi laboratorium hidup bagi ribuan pelajar, guru, mahasiswa, peneliti, aktivis, dan komunitas dari seluruh penjuru negeri. Mereka datang untuk belajar langsung dari alam—tentang hubungan manusia dan lingkungannya, tentang cara hidup yang lebih sederhana, selaras, dan berkelanjutan.

Berikut sejumlah program unggulan yang menjadi jantung kegiatan edukasi PPLH:

  • Ekosistem Laut

  • Teknologi Tepat Lingkungan

  • Pengelolaan Sampah

  • Sosiologi Desa Nelayan

  • Olahan Hasil Rumput Laut

  • Keanekaragaman Hayati

  • Tracking Education

  • Pertanian Ekologis

  • Konservasi Pesisir (Mangrove)

  • Fun Games
  • Ekowisata

Semua program dikemas dalam metode pembelajaran yang partisipatif, aplikatif, terbuka, santai namun tetap serius. Peserta tidak hanya menerima materi, tetapi juga mengalami dan terlibat langsung dalam prosesnya.

Artinya, peserta tidak sekadar duduk mendengarkan materi di ruang kelas. Mereka akan terjun langsung ke lapangan, menyentuh tanah, mencium aroma laut, berdialog dengan warga, dan merasakan sendiri bagaimana proses-proses ekologis berlangsung di alam nyata. Ini adalah pengalaman belajar yang utuh—menggabungkan indera, logika, emosi, dan aksi.

Fasilitas Penunjang

Untuk mendukung proses belajar yang menyenangkan dan aman, PPLH Puntondo dilengkapi dengan berbagai fasilitas:

  • Penginapan (Bungalow, Asrama dan guest house)

  • Toilet Umum
  • Gazebo dan Lapangan
  • Aula dan ruang pertemuan

  • Musholla, dan Perpustakaan

  • Kantin Dugong
  • Peralatan lapangan lengkap (snorkeling, tracking, kapal)

Di PPLH Puntondo, setiap fasilitas bukan sekadar tempat, melainkan ruang belajar yang hidup. Aula menjadi tempat berbagi gagasan. Asrama menjadi tempat membangun solidaritas. Kebun menjadi ruang praktik, dan laut menjadi guru yang senyap tapi mengajarkan banyak hal. Bahkan saat makan bersama di kantin pun, Anda sedang belajar: tentang pangan lokal, konsumsi bijak, dan ketahanan komunitas.

Inilah pendidikan yang tidak kaku, tidak menggurui, dan tidak berjarak.
Di sini, alam bukan objek, tapi mitra belajar. Dan Anda, sebagai peserta, bukan sekadar pengunjung, tapi bagian dari perubahan yang sedang bertumbuh.

Suara debur ombak yang tenang, hijaunya barisan mangrove yang melambai, semilir angin pesisir yang bersih dari polusi, dan keramahan orang-orang yang saling menyapa—semuanya adalah bagian dari kurikulum tak tertulis yang mengajarkan kesederhanaan, kearifan, dan keberlanjutan

“Datang dan rasakan sendiri. Di sini, Anda tidak hanya belajar tentang alam—Anda akan belajar dari alam”

Mitra Strategis: PanEco Foundation

Selama perjalanan panjang ini, PanEco Foundation menjadi salah satu mitra strategis terpenting bagi PPLH Puntondo. Kolaborasi ini tidak hanya memperkuat sisi programatik, tetapi juga menyentuh aspek penting seperti:

  • Penguatan kapasitas kelembagaan

  • Pengembangan sistem pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat

  • Mendorong keberlanjutan pendidikan lingkungan secara lebih luas

Kemitraan ini menempatkan PPLH Puntondo sebagai bagian dari jaringan pendidikan lingkungan global, yang aktif menjawab tantangan perubahan iklim, degradasi alam, dan kebutuhan akan pendidikan ekologi kritis di era modern.

Dengan pendekatan yang lokal namun berdampak global, PPLH Puntondo menjadi titik temu antara praktik lokal yang sarat kearifan dan diskursus global tentang pendidikan ekologi kritis—pendidikan yang tidak hanya memberi tahu, tapi juga mengajak berpikir dan bertindak secara reflektif terhadap relasi manusia dengan alam.

PPLH Puntondo membuktikan bahwa pusat pembelajaran di desa kecil pun bisa memainkan peran besar dalam percakapan global tentang keberlanjutan. Dari pesisir Teluk Laikang, suara untuk bumi yang lebih adil dan lestari terus disuarakan—melalui aksi nyata, kolaborasi lintas batas, dan semangat belajar yang tidak pernah padam.

“Terima kasih atas kolaborasi dan kepercayaan yang telah terjalin. Bersama, kita bukan hanya membangun program, tapi juga masa depan yang lestari”

Scroll to Top